Waktu, Memori, Umur, dan Pengalaman

13/11/2014 11:53

Waktu, Memori, Umur, dan Pengalaman

Dalam Buddhism, waktu dipahami sebagai ukuran atas perubahan. No changes, no time. Karena segala sesuatu berubah, anicca, maka waktu ada. Waktu itu ada dua macam: waktu mekanis dan waktu psikologis. Waktu mekanis adalah waktu yang 'obyektif', seperti waktu di jam. Ada yg mengukur waktu jam selain dari gerakan bandul, juga dari getaran atom, skala perubahan yg dianggap paling stabil.

Waktu psikologis bersifat subyektif. Menanti pacar rasanya lama, pacaran rasanya sebentar, padahal lamanya masing-masing kegiatan itu menurut jam dinding sama. Waktu psikologis tergantung kepada fungsi persepsi otak masing-masing orang; pasangan suami-istri yang shopping di mall memiliki persepsi waktu psikologis yg berbeda, bagi sang istri waktu berlalu dengan singkat, bagi sang suami waktu terasa berjalan seperti siput.

Persepsi waktu juga membuat otak membuat rangkaian kelompok waktu masa lalu, masa sekarang, dan masa depan. Otak pun membuat fungsi-fungsi terkait pengelompokan ini. Kenangan masa lalu, untuk disyukuri atau disesali. Kesenangan atau pelarian untuk masa kini. Pengharapan atau kekhawatiran untuk masa depan. Toh, semuanya ada di dalam gerakan sinapsis-sinapsis neuron otak yang diproyeksikan di dalam layar pertunjukan di kepala seseorang saja.

Karena waktu yang dialami manusia adalah waktu psikologis saja, dengan kata lain merupakan hasil dari fungsi-fungsi otak, maka pada beberapa meditator tertentu dimana batin senyap 'tidak ada pikiran', bisa mengalami pengalaman meditatif timelessness, di luar waktu. Timelessness berbeda dengan immortality atau manusia abadi, yang mana badannya abadi namun otaknya tetap bekerja dengan persepsi waktu.

Memori atau ingatan manusia sifatnya tidak sama seperti hard disk dalam terminologi komputer. Penelitian sains menunjukkan bahwa otak manusia ‘memilih’ memori atas pengalaman; ada yang sangat jelas bisa diingat, ada yang samar-samar, ada yang terlupakan sama sekali. Salah satu penelitian menunjukkan kebanyakan orang mengingat dengan baik masa-masa sekolah dan cenderung tidak mengingat dengan baik masa-masa setelah dewasa. Tingkat kesegaran memori ini membuat orang merasa hidup di masa remaja ‘lebih panjang’ daripada umur di masa dewasa. Pengalaman yang dialami dengan sepenuh hati dan antusiasme, entah itu pengalaman menyenangkan atau tidak menyenangkan, akan terekam dengan lebih baik daripada yang dialami dengan separuh hati.

Umur, adalah ukuran waktu yang dilalui sesuatu atau seseorang. Banyak orang bercita-cita berumur panjang. Alasannya supaya bisa menikmati hidup lebih lama, mengakumulasi pengalaman dan kesenangan yang lebih.

Namun terkait dengan kemampuan otak memproses sebuah Pengalaman, umur tidak signifikan. Pengalaman adalah apa yang dialami oleh manusia atau makhluk yang memiliki kesadaran. Perjalanan hidup manusia seumur hidup itu adalah dari pengalaman ke pengalaman. Uniknya, secara sains, otak manusia itu secara umum hanya memproses satu hal dalam satu ketika. Kemampuan otak untuk multitasking seperti membaca sambil mendengar lagu, diketahui hanya terbatas pada 4 macam kegiatan saja. Jadi di satu ketika, manusia hanya mengalami satu hal saja dari hidupnya yang berumur berapapun. Saat berlari pagi, kita hanya mengalami kegiatan berlari itu saja, nafas, keadaan jalan, dst. Otak tidak memproses pemikiran tentang adanya anak istri di rumah, atau pekerjaan, misalnya. Ibarat komputer, pengalaman manusia itu terbatas di kapasitas ROM saja. Berapa terabyte pun hard disk yang dimiliki, kita tidak bisa mengalami semua aplikasi dan data yang ada di hard disk tsb sekaligus. Dilihat dari sifat pengalaman ini, maka akumulasi umur tidaklah ada pengaruhnya pada 'hidup' seseorang, karena 'hidup' seseorang itu hanya sebatas kapasitas ROM atau apa yang sedang dialaminya saat ini saja. Dari persepsi ini, usia satu kalpanya para dewa di alam surga (1 kalpa = 4,32 milyar tahun), tak ada bedanya dengan usia satu abadnya manusia. Karena sepanjang detik dalam hidup mereka sampai saat matinya, 'umur'nya sama-sama sebatas pengalaman di satu saat saja.

 

Back