Potensi Bahaya Kecerdasan Buatan
13/11/2014 12:18Dua otak brilian dunia, Stephen Hawking dan Elon Musk sudah mengingatkan akan bahaya high-tech : Artificial -Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan.
"Keberhasilan menciptakan AI mungkin saja menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah umat manusia," kata Hawking. "Sayangnya, hal itu bisa jadi adalah keberhasilannya yang terakhir, kecuali kita belajar mengatasi resikonya."
"Saya pikir kita harus sangat berhati-hati tentang kecerdasan buatan," kata Elon Musk, "Jika saya memperkirakan apakah ancaman terbesar terhadap keberadaan hidup kita, maka mungkin itulah (AI)." Tambahnya lagi,"Kita perlu super hati-hati dengan AI. Berpotensi lebih berbahaya daripada nuklir."
"Dengan AI kita melepaskan setannya," lanjut Musk,"Anda tahu kan semua cerita dimana ada orang dengan pentagram dan air suci, dan sepertinya yah, ia yakin dapat mengendalikan setan tersebut. Tidak berhasil."
Dalam wawancaranya di salah satu acara HBO channel, pewawancara menanyakan kepada Hawking : "Saya tahu Anda mencoba memperingatkan orang-orang tapi kenapa saya mesti tidak senang bertempur dengan robot ?"
"Kamu akan kalah," kata Hawking.
Semua polemik ini dipicu oleh rencana ambisius raksasa informasi dunia, Google, yang berambisi membuat robot yang bisa berpikir, belajar, dan mengembangkan dirinya sendiri.
Google, dengan dukungan pendanaannya yang tak terbatas, jaringan kerja sama dan dukungan otak-otak pakar AI dan robotik terhebat di dunia, serta ambisi yang melampaui mimpi manusia tergila, sudah mengakuisisi sedikitnya setengah lusin perusahaan robotik dan AI. Mereka juga mempekerjakan Geoff Hinton, pakar nomor satu dunia perihal jaringan neuron. Proyek-proyek terkait AI ini meliputi upaya untuk memindahkan otak manusia ke komputer, versi komputer atas kehidupan yang abadi.
Peringatan Hawking dan Musk, sangat beralasan. Hal ini karena unsur dasar kehidupan manusia adalah rasa takut, harapan, kekurangan intelijensia dan kerentanan badan manusia. Drama dan energi kehidupan manusia sepanjang jaman serta ikatan sebagai sesama manusia didasari oleh semua hal tersebut. Demikian juga semua drama kehidupan manusia: cinta kasih dan kebencian, persaudaraan dan permusuhan, rasa kemanusiaan dan kekejaman, penderitaan sekaligus kebahagiaan manusia, semuanya didasari dan digerakkan oleh hal-hal tersebut.
Pertanyaan atau kekhawatiran muncul, apakah kecerdasan buatan, yang menjadi hebat justru karena menghilangkan semua kelemahan yang membentuk unsur dasar kehidupan sebagai manusia, bisa hidup bersama manusia, berbagi keprihatinan dan harapan manusia yang justru didasari oleh kelemahan yang tidak dipunyainya.
———
Back