Harimau dan Kucing
17/05/2014 21:48Dari buku Essential Chan Buddhism, tulisan Master Guo Jun
Harimau dan Kucing
Saya mulai belajar Buddhisme tahun 1987, ketika berumur empat belas tahun. Saya mengikuti retret Chan tujuh hari saya pada umur tujuh belas tahun dan awal dua puluhan. Orang tua saya orang sederhana, pendatang China di Singapura. Saya dididik untuk menjadi insinyur genetik, namun Buddhisme memanggil saya.
Kepala saya dicukur oleh Master Song Nian di Biara Mahabodhi Singapura pada hari Paskah tahun 1997. Saya mempelajari sutra di Institut Buddha Taiwan. Setelah itu, saya ingin mengalami bentuk lain dari praktek Chan dan saya ingin menguji diri saya sendiri. Jadi pada tahun 1999 dan 2000 saya mengikuti retret tiga bulan musim panas dan musim dingin di biara Son Korea di Seoul dan Gwangju. Son, bentuk Korea dari Chan atau Zen, memiliki reputasi sangat keras. Itulah yang saya inginkan, dan saya tidak kecewa.
Jadwal hariannya brutal. Kami bangun jam 3 pagi dan selesai jam 11 malam. Kami hanya punya waktu 15 menit masing-masing untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam. Istirahat toliet lima menit, namun toiletnya jauh dari hall meditasi. Kami tidak punya waktu, jadi kami pergi saja keluar untuk menembak. Selama sembilan puluh hari kami tidak mandi. Kami punya ember air yang diisi oleh air lewat sebuah pipa bambu yang turun dari pegunungan dan menggunakan selembar handuk untuk menggosok bersih badan kami.
Tidak ada waktu istirahat, tidak ada waktu untuk bersantai, tidak ada tidur siang setelah makan siang. Tidur setelah jam 11. Bangun jam 3 pagi. Kebanyakan dari kami tidak punya kamar tidur. Kami duduk di hall meditasi di atas alas lipat, yang juga menjadi tempat tidur kami. Setiap kali meditasi duduk paling sedikit satu jam, dan kami harus duduk dalam postur lotus penuh. Tidak ada gerakan yang ditoleransi. Jika pengawas, yang merupakan biarawan senior, melihat kami bergerak seinci, mereka akan memukul kami dengan tongkat. Di pagi hari, setelah bangun, kami harus melakukan 108 kali gerakan sembah sujud(prostration) dalam waktu hanya sepuluh menit. Naik dan turun, naik dan turun. Terlihat seolah kami sedang berjungkat jungkit.
Istilah Korea untuk jenis retret intensif ini adalah kyol che, yang berarti 'dharma yang sangat ketat'. Anda harus menjadi sangat cepat, sangat tepat, selalu pada waktunya. Tidak ada waktu untuk berpikir, berkeliaran, dan melamun. Jika Anda ketinggalan, Anda kena pukul. Tidak ada yang simbolik dari pukulan ini. Thwack! Jangan berani merengek atau membungkuk-bungkuk... kami harus memberi hormat dengan membungkuk dan berkata dengan lembut,'Terima kasih'. Dalam bahasa Korea.
Dan kemudian ada rasa sakit, sedemikian banyaknya rasa sakit. Air mata meleleh dari matamu di saat Anda menggerakkan kakimu setelah melepas postur lotus penuh. Ada sedemikian banyaknya rasa sakit sehingga Anda tidak tahu dimana rasa sakit itu datang. Anda mencoba mengurut otot-otot, namun ini bukan masalah ototnya. Rasa sakit itu merasuk ke tulang. Dan di akhir hari Anda sedemikian lelahnya sehingga tidak bisa bergerak atau berdiri. Anda merangkak ke tempat tidur.
Dan kemudian makanannya. Kimci setiap waktu, kimchi dan nasi putih. Kimchinya berbau seperti telur busuk. Menjijikkan, hampir tak tertahankan. Membuat saya muntah, dan saya harus memaksakan diri untuk setiap kunyahan. Itulah satu-satunya makanan, jadi Anda makan itu atau kelaparan! Sepotong tofu adalah kemewahan. Kami makan tofu tiga atau empat kali dalam sembilan puluh hari. Sisanya kimchi dengan kacang hitam dan kecambah.
Selama tujuh hari dan malam di tengah-tengah retret kami diwajibkan melaksanakan apa yang dalam bahasa China disebut yong men jin jing, yang diterjemahkan sebagai 'ketekunan ketabahan yang luar biasa'. Ini praktek yang bahkan lebih intensif dari Kyol Che yang biasa.
Selama tujuh hari tujuh malam kami tidak diijinkan untuk berbaring. Dua puluh empat jam praktek meditasi terus menerus selama 7 hari berturut-turut. Kami belajar untuk tidur selama duduk, namun kalau Anda kedapatan tertidur, Anda kena pukul. Anda belajar untuk tidur tanpa bergerak. Sebelum memasuki retret ini mereka memperingatkan kami bahwa ini disebut kamp latihan setan. Kami menyebutnya Sarang Macan.
Sekali Anda memasuki sarang macan Anda hanya bisa keluar dalam dua cara. Satu, Anda mati. Jika saat itu musim panas, mereka akan membawa mayatmu keluar dari Son Bang, atau hall Chan. Jika Anda mati di saat musim dingin, mereka menaruhmu di bawah meja. Sedemikian dinginnya di hall yang tidak berpemanas itu sehingga tubuhmu tidak akan membusuk. Kemudian mereka membawamu keluar untuk dikuburkan setelah retret selesai.
Cara kedua untuk meninggalkan ruangan Son Bang adalah teruji bahwa Anda sudah tercerahkan. Maka Anda bisa pergi sebelum retret selesai.
Ini adalah dua cara yang layak untuk meninggalkan retret. Namun terkadang, di dalam sembilan puluh hari, orang di sampingmu bisa menghilang. Mereka melarikan diri. Di tengah malam, mereka memanjat dinding biara dan kabur. Ketika hal ini terjadi nama mereka diumumkan dan seluruh Korea tahu bahwa mereka telah kabur. Selama tiga tahun berikutnya, orang itu di-black list - terlarang dari Chan Hall dan biara Chan di seluruh Korea.
Saya mengikuti retret bersama seorang teman, seorang biarawan China dari Malaysia. Kami menerima petunjuk bersama-sama.
"Apakah Anda yakin untuk ikut retret ini?" Saya bertanya padanya sebelum kami berangkat ke Korea.
"Ya, saya yakin," jawabnya.
"Apakah Anda sudah menyiapkan segalanya?"
"Ya."
"Selama sembilan puluh hari Anda harus praktek. Ini sangat serius. Ada praktek-praktek yang sangat ekstrim."
"Tidak ada masalah."
Jadi kami pergi bersama ke retret.
Pada hari ketiga, ia menarik baju saya.
"Apa?" tanya saya.
"Saya mau pulang."
"Kenapa?"
"Saya lupa akan beberapa hal yang harus saya lakukan di Malaysia."
"Tidakkah saya mengatakan padamu untuk merencanakan dan membereskan segala sesuatunya sebelumnya? Kenapa Anda tidak merencanakannya dengan baik?"
"Saya lupa. Saya harus pulang."
"Cobalah untuk bertahan." kata saya.
Tiga hari selanjutnya dia berkata dia mengalami sakit jantung dan hidungnya mulai berdarah. Kami pergi menghadap kepala biara, seorang pria yang lebih tua, setelah semua orang tidur. Kamarnya sangat sederhana, sangat mendasar. Kami bertukar formalitas, membungkukkan badan, dan melakukan sembah-sujud satu sama lain.
"Apa yang Anda inginkan?" katanya dengan galak dan mata membelalak.
"Saya harus pergi karena saya lupa - " mulai teman saya.
Kepala biara itu seketika memotong. "Saya paham," katanya. "Semoga sukses." Dia membubarkan kami, dan teman saya dibebaskan.
Setelah teman saya pergi orang-orang Korea menertawakan kami orang China. Mereka berkata bahwa sekarang ini biarawan China tidak bisa praktek, meditasi, atau melalui kesukaran. Mereka memandang rendan pada kami orang China dan berkata Buddhisme China sudah berakhir. "Di China, orang-orang tidak praktek," kata mereka. "Mereka semua seperti kucing. Kucing datang ke sarang harimau dan ketakutan dan kabur."
Saya tidak senang. Saya merasa harus memperlihatkan kepada orang Korea bahwa China ini bisa melalui kesukaran. Namun selama retret saya berpikir untuk menyerah dan pulang dari sejak saya bangun sampai saya pergi tidur. Bagaimana saya bisa membuat diri saya bertahan? Saya terus kembali ke saat ini, terus kembali ke saat ini, terus kembali ke saat ini. Saya belajar untuk rileks. Ada enam biarawan China yang pergi ke sarang harimau. Di akhir retret, saya satu-satunya yang tersisa. Saya menyelesaikan retret dan melanjutkan ke yang kedua dan yang ketiga. Seluruhnya, 270 hari.
Kami orang China bukan satu-satunya yang pergi. Retret biasanya mulai dengan lima puluh sampai enam puluh biarawan Korea dan pada akhir retret mungkin sekitar tiga puluh orang yang tersisa. Di Korea, mereka memiliki banyak rasa hormat kepada biarawan dari Son Bang. mereke disebut yi deng he shang, biarawan kelas atas, kelas satu. Ketika biara besar memilih seorang kepala biara, mereka memilih dari Son Bang.
Pada titik kehidupan ini saya masih muda dan kesehatan saya lebih baik daripada saat ini. Saya tidak ingin kehilangan muka, jadi saya bertahan. Namun retret ini memakan korbannya. Di musim dingin, Korea memiliki iklim Siberia. Membekukan di dalam hall Chan yang tidak diberi pemanas. Saya masih biarawan yang muda dan junior, jadi saya tidak mampu membeli pakaian untuk musim dingin. Saya mengenakan sepuluh t-shirt, satu di atas lainnya. Tidak peduli berapapun t-shirt yang saya pakai tidaklah cukup. Tidak ada selimut untuk tidur. Saya meringkuk, menggigil di atas alas yang tipis. Setelah retret ini, kesehatan saya terkena dampak, dan saya menderita batuk selama lima tahun.
Tipe retret ini tidak baik bagi tubuh, namun menguji kemauan untuk praktek. Retret ini menguji kegigihan saya, atau apa yang kita sebut dao xin, "mind for the path", batin bagi rintisan jalan.
Saya kembali ke Korea sembilan tahun kemudian dan menemukan bahwa retret tipe ini sudah tidak umum lagi. Retret ini sedang menghilang. Bagaimanapun juga, sekarang di umur saya yang di penghujung tiga puluhan, saya tidak berpikir saya dapat bertahan dari jenis latihan ini lagi. Kyol Che adalah untuk orang muda dan sehat, dan saya berpikir jika saya mencobanya lagi, si kucing ini mungkin berakhir mati dan dibekukan di bawah meja di hall Chan.
———
Back