Chandi

18/09/2014 16:53

Gateless Gatecrashers adalah sekelompok orang dari berbagai penjuru dunia yang bertujuan untuk menyampaikan dan membimbing orang-orang melihat kenyataan tentang ilusi "aku" yang terpisah dari kehidupan. Lewat gerakan Liberation Unleashed (LU) yang didirikan pada tgl 17 September 2011 oleh Ilona dan Elena, Liberation Unleashed berkembang pesat menjadi jaringan internasional dari para relawan yang, setelah melihat melampaui ilusi keterpisahan dalam hidup, mendedikasikan dirinya untuk membantu orang lain untuk merealisasikan hal yang sama, lewat forum internet, grup facebook, blog, dan komunikasi privat, entah lewat email, skype, atau secara langsung.

LU didedikasikan untuk menyampaikan metode langsung, jelas, dan efisien guna membebaskan manusia dari ilusi keterpisahan, dengan didasari semangat cinta kasih.

LU tidak menganut keyakinan, teologi, atau falsafah tertentu, namun berpegang pada kesederhanaan tanpa embel-embel dari pengalaman langsung.

Semua layanan yang diberikan oleh LU bebas biaya sepenuhnya, karena kami percaya bahwa kebenaran bisa dinilai dengan cara apapun.

 

www.liberationunleashed.com

www.facebook.com/pages/Liberation-Unleashed/150497405042494

 

Berikut adalah satu dari sekian banyak rekaman komunikasi antara pembimbing dan bimbingan dalam rangka merealisasikan penyadaran atas ilusi "aku" yang terpisah dari kehidupan.

 

==================

 

 

Chandi

 

Chandi memiliki masalah dengan fokus. Walaupun ia berkemauan kuat untuk melihat, sesuatu selalu mengalihkan perhatiannya. Pikirannya membuat segala macam pengalihan untuk mencegahnya menemukan apa sebenarnya yang sedang terjadi. Titik balik terjadi saat ia mulai mengejar semua pengalihan tersebut kepada sumbernya. Sungguh indah ketika ia akhirnya melihatnya. - IC

 

Chandi : Hai, Ilona.

 

Saya benar-benar dan dengan jujur mempertimbangkan kemungkinan bahwa sebenarnya tidak ada saya. Sudah mencoba dari berbagai sudut pandang, melihat ketika saya bereaksi dengan orang lain, dan kemudian mencoba melihat SIAPA yang bereaksi. Dan pada dasarnya apa yang terlihat adalah bahwa saya benar-benar tidak bisa menemukan seseorang yang disebut Chandi.

 

Ketika saya tidak punya pikiran, atau saat saya mencari "entitas solid" dari seorang Chandi, saya tidak bisa menemukannya. Biasanya yang ada adalah pikiran yang membuat segala macam emosi dan pikiran "ini milikku". Namun, Ilona, hal itu terjadi setelah faktanya terjadi. Seperti saya bereaksi di suatu waktu, terperangkap dalam ilusi "saya" dan emosi saya, begitulah, dan kemudian setelahnya menyadari bahwa "saya" sebenarnya tidak benar-benar ada. Kesimpulan ini pun pikiran saja.

 

Saya sekarang melihat pada tanggung jawab dan rasa bertanggung jawab. Itu membuat saya panik. Apa yang saya lakukan sekarang? Segala jutaan hal yang harus dilakukan, diasumsikan oleh saya, untuk anak saya, ayah saya, pekerjaan, dll, dll. Jika "saya" tidak memegang kendali, lalu apa? Siapa yang akan melakukan itu semua? Saya tidak bisa melepaskannya!

 

Ilona : Semuanya baik-baik saja, Chandi, prosesnya sudah dimulai.

 

Hidup terjadi dengan sendirinya, tidak ada pelaku yang terpisah, dan tidak ada orang terpisah yang mengendalikan segala sesuatu. Inilah hidup itu sendiri. Jadi jangan takut, sekali kamu benar-benar melihat diri tidak nyata, maka tidak ada yang akan berubah. Anakmu, ayahmu, dan seterusnya tetap akan terawat. Mereka sudah terawat saat ini, ini hanya pikiran di kepalamu yang membuatnya terlihat seolah kamulah yang melakukan segala sesuatunya.

 

Kenyataannya, tidak ada seorang pun disana. Dan tidak perlu ada seseorang bagi kehadiran cinta, atau kepedulian, atau tindakannya. Dan pemikiran bahwa perlu ada seseorang? Itu cuma rasa takut. Lihatlah dibalik rasa takut itu.

 

Tidak ada kendali pusat atas apa yang sedang terjadi, karena yang terjadi, terjadi begitu saja, dengan sendirinya. Tidak ada "kamu" guna mempengaruhi kehidupan, tidak diperlukan manajer.

 

Reaksi terjadi dengan cara yang sama seperti garukan mengikuti rasa gatal. Perhatikan itu. Ada kisah yang memutar kisahnya.Di sinilah karakter itu, Chandi, yang bereaksi dengan cara tertentu terhadap rangsangan tertentu. Janganlah terlibat dalam kisah tersebut untuk saat ini. Lihatlah lebih dalam lagi :

 

Benar-benar tidak ada diri sama sekali dalam kenyataannya.

 

Perhatikan bagaimana segala sesuatu terjadi dengan sendirinya. Perhatikan bahwa kamu SUDAH melihat hal itu, hanya pikiran-pikiran yang datang dan pergi yang berkata sebaliknya. Jangan percayai pikiran-pikiran ini.

 

Perhatikan apa yang terjadi di sekelilingmu, totalitas itu. Tulislah apa yang kamu lihat.

 

Chandi : Ya, ya, saya melihatnya, saya melihat batin/pikiran mengikuti suatu pola dengan reaksi-reaksi. Hal yang sama akan memicu reaksi yang sama, mungkin sudah terkondisi selama bertahun-tahun, namun sebagaimana kamu katakan, saya tidak terlibat dalam kisah ini. Ini masalah tidak mempercayai pikiran-pikiran tersebut. Namun pikiran-pikiran ini sangat kuat. OK.

 

Sulit dipercaya bahwa segala sesuatu akan terjadi tanpa "saya". Walaupun hal ini sudah dikenali, namun rasa takutnya berlanjut. Mencoba melihat lebih dalam. Sungguh, di saat ini saya tidak dapat melihat melampauinya. Fokus.

 

OK, jika saya tidaklah orang tersebut, katakanlah, yang mencintai anak-anak saya, jika tidak ada saya, lalu dimana cinta tersebut terjadi? Kenapa cinta dan tanggung jawab terasa sedemikian personal? Akankah cinta dan tanggung jawab tetap terasa nantinya? Apakah saya sedang membual?

 

Ilona : Ini terjadi dalam dunia nyata. Sebagai bagian dari aliran arus segala sesuatu. Mungkin bagian mendasarnya - cinta itu nyata. Namun cinta tidak terjadi pada "kamu" dan cinta tidak datang dari "kamu".

 

Sulit percaya bahwa segala sesuatu akan tetap terjadi tanpa kamu. Ini adalah asumsi yang terkondisi, yang tidak pernah dipertanyakan sebelumnya. Segala sesuatu sudah terjadi tanpa kamu mengendalikan atau melakukan apapun.

 

Tidak ada si pelaku sama sekali. Tidak ada si pemikir sama sekali. Perhatikan itu sekarang - pikiran muncul, jemari mulai mengetik; semuanya terjadi dengan sendirinya.

 

Lihatlah pada rasa takut itu sendiri. Apakah yang dilindungi oleh rasa takut itu? Bawalah rasa takut lebih dekat lagi - jangan cemas, ini cuma rasa takut saja. Lihatlah rasa takut itu dengan rasa hormat - rasa takut itu sedang melakukan tugasnya dengan sempurna. Dapatkah kamu melihatnya?

 

Chandi : Rasa takut ini membuat saya mual! Dan ya, rasa takut ini melakukan tugasnya dengan baik. Ia melindungi Chandi yang ilusif dari penyingkapan, si Chandi yang pada gilirannya seharusnya melindungi orang-orang yang dicintai dan dipedulikannya. Kemana saya harus melanjutkan dari sini?

 

Ilona : Kamu tidak perlu merasa tertekan karena ini, jangan takut. Jadi, rasa takut ada untuk melindungi ilusi dari adanya diri yang terpisah, sesuatu yang 'menjalankan' pertunjukan ini. LIhatlah tanpa mencoba mengubah rasa takut. Bungkuk hormatlah pada rasa takut untuk menghargai betapa baiknya ia melakukan tugasnya. Lihatlah apa yang terjadi sekarang. Dapatkah kamu membiarkan rasa takut itu tetap ada di sana?

 

Chandi : Ilona, saya pikira saya harus merenungkan hal ini untuk sementara waktu. Bolehkah saya menulis lagi padamu nanti? Sungguh menyenangkan kamu mau meluangkan waktu / upaya untuk melakukan ini.

 

Tidak cukup terima kasih saya padamu. Juga, mau mengatakan padamu bahwa saya merasa super sensitif saat ini... kerisuhan dan emosi dan segalanya...

 

Ilona : Saya cinta pekerjaan membantu orang melihat hal sederhana ini. Tulislah padaku saat sudah terasa baikan, saya akan tetap membimbing anda sampai selesai. Kalau kamu sudah berdamai dengan rasa takut itu, kasih tahu kepada saya.

 

Chandi : Ilona, saya kehilangan fokus. Mengalami hari yang sangat membuat stres, dan tidak bisa berfokus ke dalam. Namun saya tidak akan menyerah. Saya akan melihat melampauinya, hanya perlu waktu lagi saja.

 

Apakah itu OK? Sekali lagi, saya tidak akan menyerah. Saya merencanakan perjalanan singkat ke pegunungan besok. Mudah-mudahan akan lebih tenang di sana. Saya tahu ini semua hanyalah kehidupan saja, namun terkadang orang perlu sedikit ketenangan dari lingkungan untuk bisa melihat ke dalam, bukankah begitu?

 

Bisakah kita tetap berkomunikasi? Thanks.

 

Ilona, ada begitu banyak yang terjadi dalam kehidupan saya yang membuat sulit untuk duduk dan fokus dan menulis. Saya pikir sebenarnya hal yang sama juga dengan semua orang lainnya.Namun saya berusaha, dan hasrat untuk melihat kebenaran membakar saya seperti biasanya.

 

Ilona : Tetaplah melihat! Kepada apa kata "saya" itu mengacu? Adakah sesuatu acuan dalam kehidupan ini yang dapat kamu tunjukkan?

 

Chandi : Saya tidak bisa menemukannya ketika saya memikirkannya. Namun kenapa saya tetap secara emosional terlibat dalam si "aku", pikiran-pikiran tersebut, dan emosi-emosi tersebut? Bagaimana bisa seseorang mengerti di satu sisi, namun tidak secara prakteknya?

 

Ilona : Emosi terjadi dengan sendirinya. Perasaan muncul sebagai reaksi terhadap situasi, namun siapa yang merasakan? Perasaan itu ada, dan datang dan pergi, pikiran, juga, datang dan pergi. Ini hanya fungsi pikiran untuk melabeli pengalamannya sendiri.

 

Chandi : Jadi apa yang harus dilakukan, kalau begitu? Tetap tidak mempercayai pikiran yang melakukannya?

 

Ilona : Tidak, kamu melihat sendiri kebenarannya. Gunakan pikiran untuk melakukan itu, jika kamu mau. Katakan pada saya, dari mana pikiran datang? Dapatkah kamu mengendalikan pikiran?

 

Chandi : Tidak, tidak bisa mengontrol mereka, mereka muncul tak peduli seseorang menginginkannya atau tidak.

 

Ilona : Apakah pikiran "saya" itu? Kepada apa pikiran "saya" itu mengacu? Pikiran : "Saya sedang berpikir" adalah hanya pikiran saja, seperti halnya "Saya tidak sedang berpikir."

 

Chandi : Hmmm. Ya.

 

Ilona : Lihat kan? Sekarang lihatlah pada kedua pikiran ini : "Tidak ada diri yang terpisah sama sekali.", "Saya adalah diri yang terpisah."

 

Apakah pikiran yang satu lebih bermakna daripada yang satunya?

 

Chandi : Saya sepertinya mandeg, Ilona. Saya tidak tahu kalau kemandegan ini ada di dalam kepala saya, sebuah pikiran, atau kalau saya benar-benar tidak tahu akan kemana dari sini. Kamu pasti sudah lelah dengan saya sekarang. Apa yang terjadi adalah sepertinya saya tidak bisa "bertahan dalam keadaan" "tanpa-aku".

 

Selalu tertarik pada menjadi si aku oleh kehidupan ini. Waktu saya rileks, saya tidak menemukan adanya diri. Namun sangat sulit untuk rileks, dengan anak-anak dan hal-hal lainnya yang terjadi. Apakah kamu punya anak?

 

Ilona : Tentu saja kamu tidak bisa mempertahankan "tanpa-aku". Semua ini bukan sebuah kepercayaan yang kamu yakini untuk dipikirkan, lalu kamu pertahankan. Ini bukan latihan dimana kamu belajar untuk menjadi bahagia. Ini adalah tentang penglihatan jernih yang menghilangkan ilusi dan kemudian tidak ada apapun yang tertinggal untuk dipertahankan. Sekali kebenaran ini terlihat, relaksasi hadir secara alamiah. Perlu waktu untuk menyesuaikan, namun stres dan ketegangan hidup menjadi semakin berkurang sampai tidak ada lagi hal-hal yang bisa mengganggu lagi.

 

Namun semuanya itu tidak relevan pada saat ini. Kamu akan melihatnya sendiri. Untuk saat ini jawablah saya : dari mana pikiran datang? Apa yang mengendalikan badan? Apakah badan perlu seorang pengatur?

 

Saya tidak punya anak, hanya seekor kucing.

 

OK, saat kamu melihat bayi, bisakah kamu melihat diri di sana?

 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan kejujuran yang sejujur-jujurnya. Saya menanti jawabanmu.

 

Chandi : Apa yang bisa dilakukan, pengkondisiannya begitu dalam... Sepertinya "salah" untuk mempercayai bahwa tidak ada jiwa yang mengendalikan tubuh-batin. Hal jiwa ini sedemikian besar porsinya dalam Islam, ide adanya jiwa yang terpisah.

 

Dan ya, ketika saya mencoba melacak pikiran, sepertinya pikiran datang begitu saja, tanpa ada "saya" yang mengendalikannya. Namun hal itu terjadi saat saya secara aktif berfokus untuk melacaknya. Tubuhku... bolak balik.

 

Namun terimakasih atas apa yang kamu katakan padaku kemarin dulu, saya bisa melihat bagaimana reaksi dan respon muncul begitu saja, tanpa ada orang yang mengendalikan mereka. Ini seperti program komputer!

 

Ilona : Chandi, tidak ada apapun di sini yang menentang Islam. Kita tidak mencari kepercayaan baru di sini, kita cuma mau melihat kebenaran dan melihatnya apa adanya. Masalahnya bukan "tidak ada jiwa" - mungkin saja jiwa ada - masalahnya adalah bahwa kamu tidaklah pemilik jiwa itu. Tidak ada "kamu" guna memilikinya. Sebenarnya, inilah apa yang disebut para Sufi sebaga Fana'a. Akhir dari diri.

 

Sekarang lihatlah : siapa/apa yang melakukan fokus? Adakan sesuatu yang membuatnya terjadi ataukah ia terjadi dengan sendirinya tanpa upaya?

 

Adakah seseorang yang mengarahkan fokus tersebut? Ataukah semata kegiatan berfokus sedang berlangsung?

 

Chandi : Apakah ini seperti halnya bagaimana proses tubuh terjadi begitu saja (tanpa kita menjadi pengaturnya) : sel-sel diperbaharui, makanan dicerna, bernafas? Dan demikian juga dengan melihat, berpikir, bertindak, juga terjadi tanpa adanya seorang pengatur? Kata-katamu tentang berfokus yang terjadi begitu saja membuat saya menyadari bahwa ya, ITU terjadi tanpa upaya.

 

Saya sedemikian terbiasa mengklaim kepemilikan padanya sehingga klaim itu terjadi sedemikan cepatnya. Namun ya, tidak ada yang mengarahkan sebenarnya.

 

Ilona : Yes! Kamu sudah melihatnya. Sekarang kita lihat apakah kamu bisa melangkah lebih dalam lagi. Apakah si "aku"?

 

Chandi : Yes, Ilona! Saya melihatnya!

 

Maaf, saya pastilah tertidur selagi kamu mengirimkan pesan, karena saya berada di Pakistan. Tidak yakin kamu tinggal di mana. Saat ini siang hari di hari Minggu di sini.

 

Mantap sekali. Apa yang saya lihat atas "saya" adalah bahwa "saya" itu seperti operating sistem di komputer ("Windows", semacam itulah) dan karena ia ada di semua tempat, ia dipercaya sebagai identitas kita. Hanyalah sekumpulan pikiran, emosi, dll, di segala tempat, namun kita tidak harus mempercayai bahwa kumpulan itu sebagai kita. Semuanya ada di sana untuk menjaga supaya karakter ceritanya tetap berjalan, namun saat semuanya dilihat sebagai mana adanya, yah, kita tetap bisa menggunakannya namun tidak harus mengidentifikasikan diri dengannya.

 

Saya merasa sangat gembira karena saya bisa melihatnya, dan saya harap saya melihatnya dengan benar, dan tidak sedang "meyakinkan pikiran saya" pada apa yang saya dengar atau baca. Tapi YAY siapakah yang ada di sini untuk meyakinkan dan diyakinkan? Sungguh tidak ada siapa-siapa di sana, bukankah begitu? WOW!

 

Dunia terasa sedikit berbeda. Namun Ilona, bagaimana dengan "peningkatan kesadaran" luar biasa dan hal-hal yang dibicarakan orang-orang itu? Ini tidak seperti itu. Saya tidak merasa sedemikian berbeda, namun saya berbeda dengan cara tertentu. Saya melihat bahwa segala sesuatu, termasuk saya, mengalir dengan, dan mengalir sebagai kehidupan. Setiap suara, setiap penglihatan, segalanya adalah suci.

 

Bagaimana mungkin kita sedemikian terperangkapnya dalam identitas kita sehingga tidak bisa melihat hal itu?

 

Ilona : Luar biasa, Chandi! Ya, kamu sedang melihat. Bisakah kamu menceritakan apa yang terjadi? Apa yang sebenarnya membuat kamu melihatnya? Bagaimana kamu bisa melakukannya?

 

Chandi : Hmmm. Ini seperti saya sebenarnya sudah tahu, namun saya berpikiran saya tidak tahu. Hampir seperti itu. Beberapa hal yang kamu katakan membuat saya menyadarinya.

 

Hal-hal seperti: saya terbiasa terpaku pada perasaan dan reaksi saya. Seperti kalau tidak ada "saya", lalu kenapa saya bisa bereaksi seperti itu? Namun saat kamu mengatakannya, lalu saya menyadari semuanya perasaan dan reaksi itu benar-benar dalam suatu cara tertentu, seperti program komputer. Semuanya terjadi begitu saja. Tidak lantas artinya tidak ada diri yang harus dikendalikan, untuk dirasakan, dll.

 

Juga poin saat kamu menanyakan "siapakah yang berfokus?" atau semacam itu. Dan saat itu saya sedang memikirkan "Saya harus fokus untuk mengetahui tidak ada "saya"". Ini seperti lingkaran abadi yang dihentikan. Siapakah yang berfokus?

 

Tidakkah seharusnya ada lonceng yang bernyanyi atau sesuatu yang hebat terjadi? Ha ha. Di sisi lain, semuanya terlihat seperti itu. Terima kasih sebesar-besarnya, Ilona. Namun bagaimana kelanjutannya, jika mungkin identifikasi itu terjadi lagi? Apa kelanjutannya? Apakah ada kelanjutannya?

 

Ilona : Oh, brilliant!

 

Tidak ada terompet dan tidak ada medali, tidak ada malaikat yang akan bernyanyi. Ilusi adanya diri yang terpisah sekadar pergi, dan itu saja. Tiap orang mengharapkan sesuatu yang besar, tapi hey, tidak ada apapun yang harus terjadi, semuanya sudah sebagaimana adanya sejak dulu.

 

Apa yang sudah terlihat tidak bisa lagi tidak dilihat. Selamanya.

 

Berikutnya berbeda-beda untuk tiap orang, namun ini tentang pecahan-pecahan ilusi yang berjatuhan seperti domino. Semua yang mandeg dibebaskan, kejernihan tumbuh, penglihatan semakin mendalam. Untuk saat ini, rileks sajalah, biarkan ia terserap.

 

Menulis benar-benar membantu melihat ke dalam tempat-tempat gelap untuk memotong ilusi, jadi kalau kamu punya waktu, kamu bisa menulis sesuatu untuk membahas apakah diri itu, apakah "aku" itu, apa yang nyata, apapun yang mengalir?

 

Hal lainnya yang benar-benar membantu mengklarifikasi hal tersebut adalah dengan menyebar-luaskannya kepada orang lain. Ini adalah salah satu hal yang paling terhormat dari melakukan hal ini, dan membantu orang lain melihat melampaui kesukaran ini, memperdalam wawasan saya atas kebenaran, dan karenanya memperdalam kebebasan saya.

 

Much love, Chandi, and thank you VERY much for looking.

 

- dari ebook Gateless Gatecrashers

https://liberationunleashed.com/wp-content/uploads/Gateless_Gatecrashers.pdf

 

Back