Bardo

13/11/2014 11:52

Bardo, atau alam-antara, adalah keseluruhan alam samsara. Ada 6 alam samsara: alam para dewa di surga, alam asura tempat tinggal para demi-god, alam manusia, alam hewan, alam hantu kelaparan, alam setan di neraka.

Buddhisme juga mengkaitkan alam bardo dengan alam batin manusia saat ini. Dengan kata lain alam bardo merupakan gambaran dari keadaan batin tertentu.

Alam surga misalnya, dikaitkan dengan keadaan jhana atau konsentrasi dalam meditasi. Alam ini dimana mahkluk terikat dengan kebahagiaan, dengan kesenangan tertentu oleh karena dorongan ego. Chogyam Trungpa memperkenalkan istilah spiritual materialism, materialisme spiritual. Jadi matre itu bukan hanya pada benda-benda, namun juga pada kesenangan, kebahagiaan, dan spiritualisme. Kelekatan pada kebahagiaan,membuat para makhluk ini tertutup matanya pada pencerahan yang tak terkondisi, dan menghabiskan karma baiknya untuk kemudian terlahir di alam yang lebih rendah.

Alam asura dihuni para demi-god, yang sakti dan energik, dipenuhi oleh kesombongan, kecemburuan, rasa iri dan ketidakpuasan. Para titan ini batinnya merasa superior dibandingkan yang lain, tidak sabaran pada yang lebih inferior, dan tidak menyukai makhluk asing. Walaupun alam asura ini jauh lebih nyaman daripada alam manusia, para penghuninya selalu dipenuhi rasa iri hati pada para dewa dan menyerang para dewa namun selalu terkalahkan. Kondisi batin asura ini sangat sibuk dan menyenangkan dirinya sendiri, selalu sibuk dalam pengejaran kesenangan demi kesenangan.

Alam hewan, ditandai oleh kebodohan, prasangka dan berpuas diri. Mereka menjalani hidup dalam kerangkeng, menghindari ketidaknyamanan atau apa pun yang asing. Kelahiran di alam hewan dikondisikan oleh ketidaktahuan dan kebodohan batin (ignorance).

 

Alam hantu kelaparan, ditandai oleh kondisi batin yang selalu mencari keluar diri untuk memuaskan nafsu-nafsunya. Mahkluk di alam ini digambarkan dengan perut besar yang selalu merasa lapar, namun dengan mulut dan leher yang sedemikian kecilnya sehingga sulit menelan. Kondisi batin di alam ini ditandai dengan nafsu yang tak terpuaskan, kemelekatan, kecanduan, obsesi, dan kekerasan.

Alam setan di neraka, adalah alam yang paling mengerikan, ditandai oleh makhluk-mahkluk yang selalu merasa marah. Dan satu-satunya cara melampiaskan kemarahannya adalah dengan agresi. Batin neraka dipenuhi oleh kemarahan, kebencian, dan agresi.

Alam manusia, merupakan alam yang paling kondusif untuk bisa keluar dari alam samsara. Kelahiran di alam manusia dikondisikan oleh gairah, rasa ragu dan keinginan. Keseimbangan pengaruh batin di alam manusia, dimana tidak ada yang dominan atau ekstrim sebagaimana alam lainnya, memberikan kondisi yang terbaik bagi pencapaian pencerahan. Maka aturan hidup, perilaku, dan kondisi kehidupan yang dianjurkan adalah kesederhanaan.

Konsep 6 alam samsara, 6 kondisi batin, dijuga dikaitkan dengan pemurnian 6 cakra utama yang diajarkan dalam Buddhisme Vajrayana.

Chakra di kaki menggambarkan alam neraka dengan emosi kebencian, yang mana obatnya adalah cinta kasih. Chakra seks yg berada 4 inci di bawah pusar menggambarkan alam hantu kelaparan yaitu nafsu rakus dan serakah, yang mana obatnya adalah kemurah-hatian. Cakra pusar menggambarkan alam hewan yang ditandai dengan ketidaktahuan (ignorance) dan obatnya adalah kebijaksanaan. Cakra hati menggambarkan alam manusia ditandai dengan iri hati dengan obatnya keterbukaan. Cakra leher menggambarkan alam asura dengan kesombongan dan obatnya adalah kedamaian. Chakra mahkota menggambarkan alam surga yang ditandai dengan ego-sentrisme dan obatnya adalah welas kasih dan hati yang bersuka cita.

Praktek-praktek untuk memurnikan kondisi batin negatif di 6 alam samsara dan praktek-praktek untuk mengaplikasikan obatnya, terdapat dalam berbagai bentuk. Pemurnian batin batin ini termasuk praktek pemujaan pada figur-figur seperti Dewi Kwan Im lambang welas kasih, dan figur-figur lainnya yang merepresentasikan aspek batin tertentu. Pendekatan lewat figur ini sangat efektif, karena mendayagunakan aspek penyerahan diri atau devosi yang membangkitkan ketetapan dan keteguhan hati pelaksananya.

--

Pengetahuan modern dan evolusi memperlihatkan evolusi otak reptil yaitu dari bergantung pada organ amygdala yang mengatur mengenai respon primitif ‘lawan’ atau ‘lari’, emosi, dan rasa-takut, kepada organ frontal lobe yang bertanggung jawab pada fungsi mental tingkat tinggi seperti fungsi perencanaan, pertimbangan dalam memilih, pengenalan pola, memori jangka panjang, rasional, pemecahan masalah, dan fungsi sosial.

Hal ini memperlihatkan bahwa apa adanya seseorang itu sangat ditentukan oleh kondisi FISIK organ otaknya. Mungkin suatu hari teknologi bisa membuat manusia dengan beragam fungsi otak dan kepribadian yang bisa di-customize.

Back